SELAMAT DATANG DI BLOG WARTA PENDIDIKAN TERDEPAN DALAM BERBAGI INFORMASI PENDIDIKAN

Isnin, 16 Oktober 2017

MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matemaika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit (Permendiknas, (2008:134)). Untuk mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Matematika  sekolah  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  yang  harus diajarkan dalam jenjang pendidikan dasar maupun dijenjang pendidikan menengah.  Matematika  sekolah tersebut  terdiri  atas  bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan- kemampuan dan membentuk pribadi peserta didik serta berpadu pada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Mata pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan yang selalu berkembang, melalui  latihan  bertindak atas  dasar  pemikiran  secara  logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif. Selain membina perubahan dan harapan kehidupan pada anak, juga mempersiapkan siswa agar menggunakan matematika dan pola fikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.    




Pentingnya pembelajaran matematika disekolah dasar juga dituangkan dalam GBPP matematika SD, bahwa pengajaran matematika di SD dapat menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (Menggunakan Bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. Metematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Lampiran Permendiknas RI No. 22 (2006,  416) menyebutkan bahwa, dalam  setiap  kesempatan  pembelajaran  matematika  hendaknya dimulai  dengan  pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual  problem).  Dengan mengajukan   masalah   kontekstual,   siswa secara   bertahap   dibimbing   untuk menguasai  konsep  matematika.  Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah  diharapkan  menggunakan teknologi informasi   dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Sementara  itu, dalam  Permendiknas  RI  No.41 (2007: 6) disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus    interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik   serta psikologis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajarannya. 

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar  nasional, Depdiknas melakukan pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu dari teacher active teaching menjadi student active learning. Maksudnya adalah perubahan orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada    siswa  (student  centered).  Dalam pembelajaran  yang  berpusat pada siswa, guru diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi  siswa  dalam belajar,  dan  siswa  sendirilah  yang  harus  aktif belajar dari berbagai sumber belajar. Dalam   standar   proses   dikemukakan   bahwa   pada   pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses  pembelajaran  untuk   mencapai kompetensi dasar,   proses   pembelajaran   harus   dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,  menantang,  dan  memotivasi  peserta  didik  untuk berpartisipasi     aktif.     Demikian juga proses     pembelajaran     harus memberikan ruang  yang    cukup    bagi    siswa    untuk    dapat    memberi prakarsa,   kreativitas,   dan kemandirian  sesuai  dengan  bakat,  minat  dan perkembangan  fisik  serta  psikologis siswa.  Hal  tersebut  dapat  terwujud, apabila  guru  dalam  pembelajarannya  dapat:  
(1) memberikan  kesempatan kepada  siswa  untuk  menjalin  kerjasama   yang  bermakna dengan  teman dan guru; 
(2) mendorong dan memicu siswa untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif, 
(3) memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan,   bebas,   terlibat   secara   psikis   dan   fisik;   
(4)  menghadapkan  siswa  pada  masalah,    persoalan-persoalan   dilematis,    yang    jawabannya membutuhkan  kreativitas  dan    kemungkinan-kemungkinan    baru    sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa; 
(5) mendorong dan memberi semangat    pada    siswa  untuk mencapai    prestasi,  berkompetisi,  berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi pembelajaran; dan 
(6) menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan   mata   pelajaran,   yaitu   meliputi   proses   eksplorasi,   elaborasi,   dan konfirmasi. 

Eksplorasi   adalah   serangkaian   kegiatan   pembelajaran   yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi,  pemecahan masalah,  dan  inovasi.  Elaborasi adalah serangkaian kegiatan  pembelajaran  yang  memungkinkan  siswa  mengekspresikan  dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan dan karya yang bermakna. Konfirmasi  adalah serangkaian  kegiatan  pembelajaran     yang   memberi kesempatan bagi siswa untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-menerus. Sejalan dengan apa  yang telah dikemukakan di atas,  maka perlu kiranya bagi guru bagaimana     sebaiknya     mengatur     urutan     kegiatan pembelajarannya sehingga relevan   dengan   tujuan   pembelajaran, dan dikuasai  dengan  baik  oleh  siswa  yang diajarnya, serta kegiatan pembelajarannya kontekstual,   menarik,   bervariasi,  dan melibatkan peran aktif siswa. 

dalam modul ini dipaparkan cara pelaksanaan dan penerapan pembelajaran soal cerita operasi hitung campuran SD dan bisa menjadi referensi Bapak Ibu guru sehingga penerapan pembelajaran menjadi kontekstual,   menarik,   bervariasi,  dan melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran matematika SD.

untuk mengunduh modul klik link di bawah ini..

2. Modul Pembelajaran KPK dan FPB
3. Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian & Pembagian Pecahan SD
4. Pembelajaran Permasalahan-Jarak-waktu-kecepatan
5. Pembelajaran Pengukuran Luas Bangun Datar & Vol.Bangun Ruang di SD
6. Pembelajaran Perpangkatan dan Penarikan Akar Bilangan di SD
7. Pembelajaran Operasi Hitung Perkaliandan Pembagian Bilangan Cacah di SD
8. Strategi Pembelajaran Matematika SD 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan